Berita

Bagaimana Kampanye Pilkades yang Simpatik?

  • 07-03-2020
  • gemuhblanten
  • 1721

gemuhblanten.desa.id (07/03) Bagi juragan duit, mungkin jurus bagi-bagi uang dan "serangan fajar" dianggap paling efektif mempengaruhi suara publik. Ini ada benarnya, terlepas boleh tidak aturannya, karena biasanya masyarakat yang menerima uang akan melakukan "balas budi" dengan memberikan suaranya. Banyak yang sungkan, dan akhirnya memilih.

Tapi kesungkanan masyarakat ini juga bisa dipicu oleh banyak hal lain. Misalnya yang nyalon adalah dari satu kampung (dusun), tentu suka tak suka, akan cenderung memilihnya. Ada lagi pertimbangan trah, dimana si calon masih termasuk jalur keluarga besarnya. Ada lagi jalur kharisma, dimana calon merupakan trah dari tokoh yang disegani di desa itu, seperti keturunan kyai, anaknya mantan lurah, anaknya pengusaha terpandang, dll.

Banyak generasi pemikir yang mendambakan pilkades bisa berlangsung jujur, adil dan tanpa politik uang. Tapi yang berharap seperti ini biasanya kalah jumlah jamaah, dibandingkan pasukan yang mudah terprovokasi oleh iming-iming amplop beserta isinya. Termasuk mereka yang idealis berharap visi misi desa menuju pengembangan ekonomi, berbasis sosial dan melestarikan lingkungan. Konsep 'syurga' ini biasanya hanya berhenti di tataran konsep saja. Prakteknya, 'hukum sosial' akan lebih dominan. Dimana dari desa ke desa, berlaku kebiasaan yang relatif berbeda. Seperti halnya kalau kita mengamati cara selametan yang cenderung berbeda kebiasaan antara kampung.

Lalu bagaimana kampanye simpatik dilakukan?

Perlihatkan figur si calon pada khalayak masyarakat. Agar terlihat, ada yang jor-joran masang poster di sepanjang jalan. Tapi di era digital ini, poster bisa disebar pada grup-grup online atau dikirim ke semua HP warga calon pemilih.

Agar dikenal, calon bisa keliling (road show) ke rumah-rumah strategis seluruh desa. Datangi tokoh-tokoh penting, seperti rumah perangkat desa, kyai, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dll.

Agar dikenal, seringlah berjalan kaki keliling kampung, ladang dan lokasi strategis dimana banyak masyarakat bisa disapa. Sekedar mengucap salam, bersalaman dan mengucap kabar. Biasanya masyarakat desa akan menyukai langkah sosial yang simpatik ini. Bahkan diantara mereka tak segan merespon "monggo mampir.....".

Sesekali si calon mampir, walaupun hanya terhenti di depan rumah dan ngobrol singkat.

Agar dikenal, si calon perlu mengadakan even atau berada dominan di sebuah even besar yang mengumpulkan banyak orang di desa itu. Misalnya jadi sponsor utama, atau memberikan kata sambutan. Biar dilihat dan dikenal. Berikan senyum menarik, ramah dan kesantunan.

Agar dikenal, tunjukkan kepedulian sosial yang tinggi. Misalnya dengan membangun sarana publik, menyantuni orang miskin, memberikan bantuan bagi yang sakit kronis, dll. Kepedulian ini akan menjadi senjata ampuh membangun citra menarik untuk goal akhir mendapatkan suara publik.

Sebagai penutup,

Jangan bertanya apakah kampanye simpatik itu ikhlas gak dilakukan? atau murni modus. Ikhlas itu urusan hati dan biarkan publik menilai keikhlasan dan ketulusan si calon.

Selamat berjuang dan semoga berkah lahir batin.

Ki Asmoro Jiwo

Kontributor tulisan klik disini

Share :